PEMKAB RENCANA CARIKAN TEMPAT ALTERNATIF BUAT PKL

Untuk menangani persoalan PKL di alun-alun Sidoarjo, Pemkab Sidoarjo melakukan pengkajian secara intensif. Bahkan, untuk menata ulang para PKL yang dipandang sudah semrawut dan tak terbendung jumlahnya itu, Pemkab Sidoarjo berencana mencarikan tempat alternatif sebagai solusi terbaik.


Karena itu, Rabu ( 20/10) kemarin, digelar seminar hasil kajian penataan PKL dan asongan di alun-alun Sidoarjo oleh Bagian Perekonomian. Dari hasil kajian itu, Pemkab tidak semata-mata ingin menghapus atau menggusur PKL begitu saja. Tetapi akan mencoba menawarkan sejumlah alternatif penyelesaian yang menguntungkan.

Di mata Pemkab Sidoarjo, keberadaan PKL dan asongan di alun-alun mendesak untuk ditangani. Alasan pertama, karena mereka berdagang tepat di depan kantor Bupati, yang semestinya menjadi sentral Pemerintahan.

Tetapi sayang hal itu terganggu dengan kehadiran PKL dan asongan yang terus bertambah hingga menyebabkan kesemrawutan dan tak jarang pula kemacetan lalu lintas.

Alasan kedua, membiarkan PKL dan asongan di alun-alun terus tumbuh, akan dapat menimbulkan preseden buruk bagi upaya penataan kota secara keseluruhan. Bagaimana mungkin Pemkab akan mampu menata kota secara keseluruhan, jika menertibkan PKL di sebuah lingkungan saja ternyata tidak terselesaikan.

Alasan ketiga, karena keberadaan PKL dan asongan di alun-alun ditengarai sudah kelewat banyak jumlahnya. Telah melewati ambang batas toleransi kemampuan lokasi untuk menampungnya. Sehingga kawasan itu menjadi semrawut dan tanaman yang ada di alun-alun pun tak jarang yang rusak.

Sekedar menggusur dan menyita barang dagangan PKL, tanpa ditindaklanjuti dengan pembinaan dan penanganan yang komprehensif, juga dianggap tak akan bisa menyelesaikan masalah. Maka itu dibutuhkan antisipasi yang sifatnya segera.

Wakil Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah, kemarin berpendapat memang kasihan bila PKL diobrak-abrik. Sehingga ia minta tidak sampai terjadi di Sidoarjo.

‘’ kita kasih mereka tempat dan waktu dulu, jangan diobrak-abrik, kita cari solusi yang baik dulu,’’kata Saiful, yang hadir dalam seminar yang juga dihadiri perwakilan PKL alun-alun Sidoarjo.

Saiful memberikan ide mungkin kalau bisa pusat keramaian tidak hanya terpusat di alun-alun kota saja. Tetapi di sebar di pinggir-pinggir kota Sidoarjo. Ia menyebut bisa dicoba kawasan lingkar timur. Kawasan itu kini mudah dijangkau sebab sudah ada akses jalan yang bagus.

Dibandingkan dengan alun-alun kota lainnya, alun-alun Sidoarjo diakui mempunyai daya tarik tersendiri. Kegiatan PKL mulai terpantau sejak pk 15.00 hingga tengah malam. Alun-alun yang juga terletak di depan pendopo Bupati ini , biasanya akan dipenuhi oleh PKL yang menjual makanan, permainan dan kebutuhan rumah tangga.

Pokoknya bagi masyarakat Sidoarjo khususnya golongan menengah kebawah, alun-alun menjadi tempat rekreasi yang murah dan lengkap. Namun demikian dengan membiarkan perkembangan PKL yang terus menjejali alun-alun, dari segi tata ruang tentu membutuhkan penataan agar nantinya tidak sampai lepas kendali. Membuat tempat itu menjadi semakin semrawut.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar